Mengejar Tuhan Dalam Ibadah

Dalam Hakim-hakim 13 kita menemukan kisah kelahiran Simson ketika seorang malaikat datang untuk mengumumkan panggilan Simson kepada istri Manoah. Malaikat mengatakan kepadanya bahwa dia akan mengandung dan melahirkan anak dan tidak ada pisau cukur yang akan menyentuh kepalanya. Dia pada gilirannya memberi tahu Manoah tentang kunjungan itu.

Manoah tidak hadir ketika bidadari menimpa istrinya namun bagaimanapun Ia memilih untuk memohon (memohon, memohon dengan sungguh-sungguh) Tuhan di tempatnya sendiri agar bidadari itu mengunjungi mereka lagi sehingga mereka dapat belajar bagaimana membesarkan anak Simson dengan cara yang dia harus dibesarkan. Pertanyaannya, berapa banyak di antara kita yang memohon (dengan sungguh-sungguh mencari) Tuhan untuk mengajari kita beribadah, apalagi menuntun kita ke dalam penyembahan seperti yang Dia kehendaki untuk kita sembah.

Melampaui hari Minggu kita mengejar Tuhan, di luar empat tembok gereja atau kebaktian pertengahan minggu sebagai penyembah kita memiliki hubungan dengan Tuhan. Ibadah adalah gaya hidup dan pengalaman sehari-hari dan saya tahu kita berada di dunia yang penuh dengan surat Yasin hal-hal yang terjadi, tetapi kita perlu tumbuh melampaui semua ini dan dengan sungguh-sungguh mencari Tuhan, memohon Dia ke dalam hidup kita setiap hari.

Seorang penyembah adalah pemberi dan sebagai seorang penyembah jika Anda berjuang dengan aspek memberi maka Anda memiliki tantangan besar karena IBADAH ADALAH MEMBERI, Anda tidak memberikan apa yang tidak Anda miliki. Jika Anda belum belajar bagaimana memberi maka mulailah mengerjakannya. Penyembahan Abraham adalah memberi, penyembahan Daud adalah memberi, dan penyembahan Musa adalah memberi. Sebutkan siapa saja dalam Alkitab yang adalah seorang penyembah dan bukan seorang pemberi

Bahkan Daud berkata kepada Arunah dalam 2 Samuel 24:24 “Tidak; tetapi aku pasti akan membelinya dari padamu dengan harga tertentu: aku juga tidak akan mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN, Allahku, dari apa yang tidak ada harganya bagiku”. Manoah tahu bahwa dia harus memberi kepada Tuhan dan itulah tanggapannya ketika para hamba Tuhan muncul di depan pintunya.

Kembali ke cerita, Hamba Tuhan menampakkan diri kepada Manoah dan istrinya dan menjelaskan bagaimana mereka harus membesarkan Simson menjadi pria yang telah Tuhan tetapkan untuk dia lakukan. Malaikat itu menyuruhnya untuk mempersembahkan anak itu di atas batu, pikirkan tentang itu malaikat Tuhan punya waktu untuk menunggu Manoah membunuh, menguliti seekor kambing dan menyiapkan persembahannya.

Apakah kita cukup rajin untuk duduk dan belajar, apakah kita cukup rajin untuk mendengarkan dan apakah kita cukup rajin mempersiapkan hidup kita? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menguliti seekor kambing tetapi malaikat itu menunggu sehingga dia bisa mempersembahkannya?

Ingatlah bahwa ibadah bukanlah suatu tindakan tetapi itu adalah gaya hidup. Apakah kamu rajin belajar dan mempersiapkan hidupmu agar bisa dipakai Tuhan, semua orang ingin dipakai Tuhan tapi sedikit yang tidak mau menunggu waktu Tuhan. Jika malaikat bisa menunggu Manoah mempersiapkan seorang anak, tidak bisakah kita menunggu Tuhan melakukan sesuatu yang unik dengan dan dalam hidup kita sebelum kita bergegas untuk melayani jemaat?

Pelajaran Dari Manoah

1. Sebagai penyembah kita harus memohon kepada Tuhan untuk membawa kita lebih dalam sehingga kita dapat membawa gereja lebih dalam. Ketika dunia semakin buruk dari hari ke hari, jawabannya adalah Kristus dan kita menemukan jawaban itu di Hadirat-Nya

2. Jika seorang malaikat bisa menunggu itu berarti pengorbanan harus menjadi bahasa kita sebagai penyembah dan bahwa Samson kita adalah gereja yang telah diamanatkan untuk mengantar mereka ke hadiratnya selalu.